Rabu, 28 September 2011

deduktif-induktif

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Metode penalaran terdiri dari 2 jenis, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif :
• Metode penalaran induktif adalah adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi
Contoh : Logam 1 memuai kalau dipanaskan (premis mayor)
Logam 2 memuai kalau dipanaskan (premis minor)
Semua logam memuai kalau dipanaskan (konklusi)

• Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala
Contoh : Semua manusia akan mati (premis mayor)
Andi adalah manusia (premis minor)
Jadi : Andi akan mati (konklusi)


Nama : Nuri Novianti Pramesti
NPM : 22209557
Kelas : 3EB19

karya mahasiswa

Karya Mahasiswa
Tema : Siapa Saya
Aku dan Biografi
Aku adalah Nuri Novianti Pramesti, seorang perempuan berusia 19 tahun. Aku memiliki darah Batak, Jawa, dan Betawi, karena ayahku seorang perantau dari Sumatera Utara, sedangkan ibuku asli dari Jakarta namun beliau memiliki orangtua yang berasal dari Jawa. Aku anak ketiga dari tiga bersaudara, memiliki satu kakak laki-laki dan satu kakak perempuan. Sekarang mereka sudah bekerja sedangkan orangtuaku sudah pensiun dari tempat mereka bekerja.
Sekarang aku adalah mahasiswi semester lima fakultas ekonomi di Universitas Gunadarma. Buat aku menjadi mahasiswi itu adalah suatu tanggungjawab yang harus aku jaga, karena perkuliahan itu adalah masa dimana seseorang diminta untuk memilih, memilih untuk terus bermain atau memilih untuk mengurangi bermain dan belajar serius dalam mencari ilmu. Di dalam perkuliahan itu para mahasiswa dan mahasiswi sudah tidak lagi “disuapin” pelajaran seperti diwaktu SD, SMP, atau SMA. Kami para mahasiswa dan mahasiswi berlomba untuk menggapai satu tujuan yaitu lulus tepat waktu dengan nilai yang memuaskan.
Sebelum menjadi mahasiswi di Universitas Gunadarma, aku adalah siswi di SMAN 48 Jakarta Timur. Menjadi salah satu siswi di SMAN 48 adalah suatu kebanggaan tersendiri untuk aku, karena sekolah ini sangat terkenal dengan prestasi dalam bidang akademik maupun non akademik, serta kedisiplinannya, para guru bertindak tegas dalam mengatur dan mengajari kami. Menurutku masa-masa di SMA adalah masa dimana pencarian jatidiri belum ditemukan, karena yang kami cari hanya kebahagiaan, kesenangan, dan itu kami temukan dengan memperbanyak teman. Dengan temanlah aku melakukan segalanya, susah, sedih, letih, canda, tawa, dan lainnya semua kami lakukan bersama. Di SMA-lah aku memiliki sejuta pengalaman yang baru.
Aku SMP di SMPN 80 Halim Perdana Kusuma, di SMP aku baru sekolah yang jauh dari rumah tidak seperti sewaktu SD, yang letaknya sangat dekat dengan rumah. Di SMP aku seimbang antara main dan belajar, karena SMP masih nurut sama guru hehehe.
SD dan TK aku berada tidak jauh dari rumah, bisa dijangkau dengan berjalan kaki, TK aku selama 2 tahun lalu lanjut SD, di SD selama 6 tahun, aku bukan hanya mendapatkan ilmu tapi juga mendapatkan sahabat atau teman dekat yang memang mulai aku rasakan saat SD, saat aku butuh tempat cerita selain keluarga, saat aku butuh teman yang mau menemani aku saat kesepian, dan saat aku butuh bantuan kapanpun itu, mereka selalu ada untuk aku. Dan saat-saat kelulusan itu adalah pertama kalinya aku merasakan “deg-degan” yang luar biasa, pengumuman LULUS itu bikin aku sujud syukur.
Banyak orang-orang yang berarti banget buat aku, mengajari sesuatu yang bermakna dan tidak akan dilupakan, terimakasiihhh teman-teman 




Nama : Nuri Novianti Pramesti
NPM : 22209557
Kelas : 3EB19